Minggu, 25 September 2016

SEDEKAHAN ALA JANGKANG

Sendangagung– Sedekahan ala jangkang begitu bunyi status facebook salah satu warga dengan akun @vhieta yang diunggah bersama foto sedekahan warga sekitar mbeji yang merupakan salah satu kampung yang ada di Desa Sendangagung. Acara sedekahan di jangkang yang diupload di FB @vhieta dilaksanakan kemarin Kamis sore sekitar jam 15.44 wib (21/7/2016)
Tampak dalam foto yang diunggah seorang laki-laki berkaos merah yang membawa setalam tumpeng sambil tersenyum dan aneka masakan yang berjajar  yang ditata oleh kaum hawa, sedangkan warga kaum adam membersihkan dan membakar tumpukan dedaunan pohon jangkang,semak belukar di areal sumur jangkang serta menguras kolam kecil yang bersebelahan dengan sumur jangkang yang dipercaya sebagai salah satu peninggalan Sunan Sendang semasa hidupnya.
Menurut Rasyad, salah satu sesepuh sumur jangkang mengatakan bahwa tradisi bersih-bersih areal sumur jangkang sudah dilakoni masyarakat sekitar mbeji berpuluh-pluh tahun yang lalu, generasi sekarang hanyalah meneruskan tradisi tersebut sebagai bentuk manifestasi merawat dan melestarikan budaya arif lokal agar situs yang ada tetap terjaga, disamping itu pula ia menambahkan bahwa kegiatan tersebut tidak lain adalah bentuk syukur atas anugerah air yang cukup walau diterpa kemarau sumur jangkang masih mengalir.
Kegiatan sedekahan semacam ini dulu dilakukan satu bulan menjelang datangnya bulan Ramadhan, akan tetapi dalam tiga tahun terkhir ini dilakukan pada bulan syawal dengan alasan menunggu gugurnya daun pohon jangkang yang ada, mengapa demikian? Hal tersebut dilakukan karena biar sekalian membersihkan pohon yang gugur, sehingga bersih secara maksimal, tukasnya ditemui di rumahnya Senin malam (24/7/2016).
“ Bahkan dulu sebelum ada acara haul Sunan Sendang, masyarakat Sendangagung, khususnya mbeji setiap menjelang puasa atau bulan Sya’ban/ Ruwah mengadakan bersih-bersih areal langgar mbeji dan menguras sendang kecil yang ada disebelahnya,kemudian malam harinya acara maulid dzibak dan tahlil bersama. Waktu itu katanya sangat ramai sekali dan menjadi agenda rutin tahunan yang dilanjutkan dengan bersih-bersih areal sumur jangkang. Bahkan kala itu acara tersebut masih ada walaupun di Sendangduwur ada haul, namun acara di mbeji dilakukan setelah acara haul di Sunan Sendang “ tandasnya
Sayang beribu sayang, seiring perkembangan zaman acara di langgar mbeji yang begitu kental dengan nuansa religi dan penghormatan leluhur “mbah mbeji”  mulai punah sekitar tahun 1970-an, namun acara sedekahan di jangkang hingga sekarang masih tetap lestari, begitu imbuhnya bercerita.(fie)

Share:

0 Comments:

Posting Komentar