Senin, 26 September 2016

SEGONDEL, TIRAI BAMBU MILIK SENDANGAGUNG


Jika di pelajaran IPS terdapat istilah negeri tirai bambu, maka kita akan langsung berpikir bahwa negara tersebut adalah negara Cina. Memang sebutan tersebut melekat kepada Cina semenjak pertengahan perang dingin ketika pemerintah Cina memasang kebijakan ekonomi politik yang berhaluan sosial komunis.
Sehingga dengan kebijakan tersebut, tidak banyak produk – produk serta kebijakan luar negeri yang masuk ke negara Cina. Hal tersebut pun senada dengan apa yang dilakukan oleh Uni Soviet (sekarang Rusia) semasa perang dingin melawan Amerika Serikat. Mereka memasang politik tirai besi untuk menghalau pengaruh paham liberal masuk ke negara mereka.
Karena istilah tirai besi–yang berarti negara berlindung dibalik sebuah tirai–telah dipakai oleh pemerintah Uni Soviet kala itu, akhirnya Cina menjuluki kebijakannya sebagai politik tirai bambu. Dan entah kebetulan atau tidak, julukan tersebut sekiranya selaras dengan varietas bambu yang sangat mudah dijumpai di negara Cina.
Hal tersebut diketahui dari persebaran flora di Cina yang mana sangat didominasi oleh tumbuhan bambu. Tak jarang dijumpai hutan – hutan bambu baik di pedesaan atau pun di tengah kota di daratan Cina. Dengan adanya bambu, maka populasi Panda di negara Cina meningkat sangat pesat. Mengingat makanan kesukaan Panda adalah rebung, bambu yang masih muda. Hingga, Panda kini telah menjadi fauna endemik di wilayah Cina.
Bila kita ingin menemui hingga mengunjungi hutan bambu, maka tidak perlu sekiranya mengeluarkan biaya yang sangat banyak untuk melakukan perjalanan ke Cina. Karena desa Sendangagung pun juga memiliki hutan bambu yang mungkin tak kalah dengan yang ada di Cina. Menurut kepala desa Sendangagung, bahwasanya persebaran flora bambu di wilayah Sendangagung sangatlah merata.
Salah satunya adalah di wilayah Segondel, yang terletak di RT 04 dan 05 RW 02 distrik Lebak Sendangagung. Di sana, bambu tumbuh subur hanya saja yang membedakan dengan negeri Cina adalah tidak adanya hewan endemik Panda. Disamping itu, wilayah tersebut juga memiliki jalan alternatif untuk menuju jalan raya desa Sendangagung.
Uniknya, ketika kita melewati jalan alternatif tersebut maka kita seolah – olah akan dibawa masuk ke hutan bambu. Karena disamping kanan dan kiri jalan tumbuh barisan bambu yang menjulang ke langit. Tentunya dengan warna hijau alami yang nyaman ketika dipandang oleh bola mata.
Tak sampai disitu, di wilayah itu pun terdapat sebuah lapangan yang dijuluki oleh masyarakat sekitar dengan nama cematan akeh. Karena saking banyaknya bambu – bambu yang mengelilingi lapangan tersebut. Ini adalah salah satu alasan mengapa orang – orang luar desa yang menuntut ilmu di salah satu pesantren di sendangagung, menjuluki desa kita dengan sebutan desa seribu bambu.
Namun, seiring berjalannya waktu populasi bambu di wilayah segondel pun mengalami penurunan yang sangat drastis. Satu hal yang menjadi faktor utama adalah kegiatan pembukaan lahan untuk pemukiman yang baru akibat ledakan penduduk.  Sudah pasti, hutan bambu di wilayah segondel kini telah terancam.
Save Bambu
Kita patut bersyukur karena Allah telah menumbuh suburkan varietas bambu di wilayah desa Sendangagung dengan merata. Karena kemampuan tumbuhan bambu tidak bisa dipandang sebelah mata. Beberapa ahli botani menganggap bahwa bambu menjadi tumbuhan yang paling efektif dalam melakukan fotosintesis. Karena bambu mampu menghasilkan 37 persen oksigen lebih banyak dari pada tumbuhan – tumbuhan pada umumnya.
Selain itu, bila ditinjau dari pengamatan arkeologis, tumbuhan bambu merupakan salah satu spesies tumbuhan purba. Karena diperkirakan telah ada semenjak 200 juta tahun yang lalu. Lebih jauh lagi, tumbuhan ini memiliki kemampuan regenerasi yang sangat cepat, yaitu mampu tumbuh 60 cm setiap hari. Dan sebenarnya, para ahli taksonomi (klasifikasi tumbuhan) memasukkan bambu ke dalam kelas rumput – rumputan, hanya saja rumput yang mampu tumbuh menjulang hingga 40 meter.
Sangat disayangkan bila tumbuhan unik yang satu ini harus punah dari desa Sendangagung akibat kegiatan pembukaan lahan. Dan mungkin juga bisa dipromosikan menjadi salah satu ikon desa seperti halnya para santri luar desa yang menyebutnya sebagai desa seribu bambu.  Memang, ledakan penduduk yang dipengaruhi oleh angka Natalitas (kelahiran) yang sangat tinggi tidak bisa dihindarkan.
Begitu pula dengan pembukaan lahan untuk pemukiman adalah suatu keharusan di zaman modern seperti sekarang. Sehingga dengan adanya dua hal yang mampu menikam kelangsungan hidup varietas bambu, maka kita hanya bisa menikmatinya sebelum bambu benar – benar telah tiada.
Jadi, mari berkunjung dan merasakan sensasi hutan tirai bambu Cina di daratan Sendangagung. Sebelum hutan bambu itu berganti menjadi hutan beton pemukiman warga di masa yang akan datang. Selain mudah dijangkau, masih asri, dan tentunya adalah gratis. Tunggu apalagi, mari kunjungi kekayaan alam desa Sendangagung yang salah satunya berada di wilayah Segondel. (why)
Share:

0 Comments:

Posting Komentar