Sendangagung.- Menjadi
tenaga kerja lepas bidang interior di kota besar di Surabaya, dapat
memberi dampak ganda bagi seseorang yang memiliki jiwa wirausaha
kreatif.
Pribadi itu dimiliki Pak Yanto (47 th),
seorang lelaki asal Surabaya yang menikah dengan warga Dusun Semerek
Desa Sendangagung Kec. Paciran Lamongan, yang hasil karyanya berupa
miniatur mobil klasik, Tossa, Pigura dg Cendela terbuka, pigura berpadu
dengan kapal pinisi , kapal pinisi dengan berbagai ukuran, kotak tisu,
asbak dan lain-lain, menjadi buruan banyak orang.
Sosok pribadi Pak Yanto yang bersahaja,
sekilas tidak menampakkan diri sebagai seorang kreator yang terampil
menciptakan karya seni bernilai ekonomi tinggi.
Lelaki berperawakan 165-an sentimeter
itu, di tahun 2015 memutuskan untuk mengakhiri pekerjaan lepasnya untuk
merintis usaha mandiri.
Dengan modal kurang dari 1 juta denga
peralatan manual , Pak Yanto merintis usaha kerajinan kayu mainan
anak-anak yang berbentuk miniatur mobil, motor dan lain-lain .
“Di daerah Dusun Semerek Desa
Sendangagung banyak limbah kayu dari industri pembuatan kempusan emas.
Saya berpikir, limbah itu bisa dirangkai untuk kerajinan tangan bernilai
tinggi, seperti mobil-mobilan, tossa, pigura, kapal pinisi, kedepan dia
berharap ada anak-anak yang mau belajar membuat kerajinan seperti ini,
seperti ditempat-tempat lain untuk mengisi waktu senggang mereka usai
sekolah, belajar sambil membuat mainan plus dapat upah,” ujarnya kepada
kami, di rumahnya, Dusun Semerek RT 3 RW 01 Desa Sendangagung, Minggu
malam.
Pasar hasil kerajinan limbah kayu yang
diciptakan Pak Yanto, menurut ayah dua anak itu masih sekitarnya saja,
seperti WBL, Mazola dan Wisata Religi Sunan Drajat.
Dalam satu bulan Omzet baru sekitar 500
ribu hingga 1.500.000,-“ Alhamdulillah dari sekian itu berputar. Apalagi
bila menjelang liburan sekolah Omzetnya semakin bertambah, dalam satu
minggu bisa menghasilkan hingga 60 produk dengan berbagai varian, maklum
pak….semuanya masih saya kerjakan sendiri bersama istri “ , begitu
tukasnya pada kami.
“kami juga belum berani melayani dalam jumlah banyak, sebab keterbatasan modal dan SDM,” jelasnya.
“Di antara hasil kerajinan kayu,
termasuk kerajinan fungsional seperti tempat tisu, asbak rokok dan
sebagainya, miniatur yang paling diminati pembeli adalah Kapal pinisi
ukuran kecil plus pigura diatasnya dengan harga Rp. 20.000 – 30.000 di
pasaran, rata-rata harga produknya berkisar antara Rp. 20.000,- hingga
Rp. 90.000 dan yang paling mahal Rp. 250.000 untuk kapal pinisi ukuran
jumbo“ . tutur Pak Yanto lagi.
0 Comments:
Posting Komentar